Sunday, July 7, 2013

Surat Kecil Untuk Sahabat...

Dear Sahabat....


Maaf ini hanya sebuah coretan kecil yang ku tulis dalam dalam mimpiku.. 
Sahabat !! aku tahu, aku bertemu kalian bukanlah suatu kebetulan, 
Karena ku yakin ada rencana indah dibalik semua ini. Karna kalian aku bisa kuat menjalani hidup, karna kalian meyakinkanku mampu melewati kegagalan.Sehingga aku terus berusaha semampuku untuk menyelesaikan setiap masalahku.


Ketika kita mulai mengukir pertemuan kita dengan indah dan kita mulai menyusun setiap keping mozaik yang terangkai lewat kebersamaan, canda, tawa, suka duka yang kita lewati bersama yang membentuk sebuah persahabatan.
Kata pepatah “setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan”. Aku berharap tidak hanya pertemuan yang kita ukir dengan indah tapi kita akan mengukir perpisahan dengan coretan-coretan kecil yang indah samapi waktu memisahkan kita.



Terimakasih telah menjadikan ku bagian dari kalian…
Terimakasih untuk setiap pelajaran hidup yang kalian berikan…
Terimakasih atas kebijakan kalian menerimaku apa adanya dengan segala kelemahan dan kelebihanku…
Terimakasih telah menjadi sandaran ketika ku rapuh sahabatku….
Terimakasih untuk canda tawa,, ceria ,,yang menghangatkan hari-hariku…



Tuhan…. Aku bersyukur padaMu yang telah menghadirkan banyak cinta di duniaku…
Sujud syukurku atas anugerah persahabatan yang mewarnai indah kehidupanku…
Semoga persahabatan ini tetap terpelihara dalam jalan kebaikanMu…
Untuk “malaikat tak bersayap” yang selalu memastikan aku baik-baik saja…
Orang-orang yang tulus menyayangiku, walaupun kadang aku tak bisa melihatnya…
Para sahabat yang telah membuat hidupku jauh lebih berwarna…
Terimakasih untuk kalian SAHABATku....
Sebuah coretan kecilku tentang kisah, mimpi, dan doa…  


 

Friday, July 5, 2013

TANDA SYUKUR DAN SABAR


(HIKMAH ) TANDA SYUKUR DAN SABAR - Ujian kehidupan selalu memiliki dua bentuk; kenikmatan dan kesengsaraan. Ada kekayaan dan kemiskinan. Ada kesehatan dan penyakit. Ada kesempurnaan fisik dan ada kecacatan fisik. Ada kelapangan dan ada kesempitan. Ada jalan mendaki dan ada jalan menurun. Dalam semua keadaan tersebut, kita sedang diuji.

Seorang muslim yang baik akan menerima ujian kelapangan, kekayaan, kesehatan dan kenikmatan dengan sikap syukur. Ia akan menerima ujian kesempitan, kemiskinan, penyakit dan kesusahan dengan sikap sabar. Syukur dan sabar adalah sebaik-baik kendaraan untuk mengarungi ujian kehidupan.

Bagaimana cara yang benar untuk mengukur tingkat kesabaran dan kesyukuran kita? Tentang hal ini, sahabat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

«خَصْلَتَانِ مَنْ كَانَتَا فِيهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا صَابِرًا، وَمَنْ لَمْ تَكُونَا فِيهِ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا، مَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ، وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا فَضَّلَهُ بِهِ عَلَيْهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَصَابِرًا، وَمَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ، وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَأَسِفَ عَلَى مَا فَاتَهُ مِنْهُ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا»

“Ada dua sifat yang jika terdapat pada diri seorang hamba, niscaya Allah mencatat hamba tersebut sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar. Dan barangsiapa pada dirinya tidak terdapat dua sifat tersebut, maka Allah tidak mencatatnya sebagai hamba yang bersyukur dan tidak pula hamba yang bersabar.

Barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang yang posisinya lebih tinggi darinya, lalu ia mencontoh orang tersebut, dan dalam perkara dunia ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya sehingga ia memuji Allah atas karunia yang dengannya Allah melebihkan dia dari orang lain tersebut, niscaya niscaya Allah mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar.

Dan barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang yang posisinya lebih rendah darinya dan dalam perkara dunia ia melihat kepada orang yang lebih tinggi darinya sehingga ia sedih atas nikmat yang luput darinya, niscaya Allah tidak mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang bersyukur dan bersabar.” (HR. Tirmidzi no. 2512, dia berkata: Hadits hasan gharib)

Jika kita melihat orang lain lebih pandai membaca Al-Qur’an, lebih banyak hafalan Al-Qur’annya, lebih istiqamah menjaga shalat wajib lima waktu secara berjama’ah di masjid, lebih tekun berdakwah, lebih sabar mendidik keluarganya, lebih banyak berkorban di jalan Allah…lalu kita kagum kepadanya dan mencontoh jalannya, maka kita termasuk hamba Allah yang pandai bersyukur dan bersabar.

Jika kita melihat orang lain lebih banyak hartanya, lebih maju perusahaannya, lebih cantik istrinya, lebih banyak anaknya, lebih kekar badannya, lebih besar rumahnya, lebih mewah kendaraannya, lebih mudah hidupnya…lalu kita iri kepadanya, menganggap nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita terlalu sedikit dan murah…maka kita tidak termasuk hamba Allah yang pandai bersyukur dan bersabar.

Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

«انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ»

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian (dalam hal urusan dunia) dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi dari kalian (dalam hal urusan dunia), karena hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian.”(HR. Muslim no. 2963, Tirmidzi no. 2513 dan Ibnu Majah no. 4142)

Kini saatnya kita menilai diri kita sendiri, sudahkah kita memenuhi tanda-tanda hamba yang syukur dan sabar sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam di atas? Wallahu a’lam bish-shawab.